Selasa, 29 Mei 2012

JENIS-JENIS KARANGAN DALAM BAHASA INDONESIA


PERBEDAAN JENIS-JENIS KARANGAN DALAM BAHASA INDONESIA
A.LATAR BELAKANG
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Finoza, 2004:192). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78). Selanjutnya, menurut Tarigan (1986:21), menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Karangan mempunyai beberapa jenis yaitu karangan ilmiah, karangan non ilmiah dan juga karangan semi ilmiah, adapun perbedaan dari ketiganya juga ciri-ciri dari masing – masing jenis karangannya.
B. MASALAH
Dilihat dari uraian latar belakang, ditemukan beberapa masalah yang penting untuk dibahas, yaitu :
1) Pengertian dari karangan ilmiah, non-ilmiah, dan semi ilmiah ?
2) Penjelasan jenis – jenis karangan ?
3) Ciri – ciri dan contoh dari karangan ilmiah, non-ilmiah, dan semi ilmiah ?
C. ISI
1. Pengertian
Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis. Menurut Syafie’ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu. Betuk-bentuk tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi.
1.1 Pengertian karangan ilmiah, non-ilmiah dan semi ilmiah
1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.
2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,anekdot,dongeng,hikayat,novel,romandancerpen.Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
3. Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
• Makalah : karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
• Kertas kerja : makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
• Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
• Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
• Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
1.2 Penjelasan jenis – jenis karangan
a. Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen,cerbung,ataupuncergam.Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
b. Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
1) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
indera,
2) membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
3) Pola pengembangan paragraf deskripsi:
4) Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan,
benda atau tempat.
5) Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran
atau kesan perasaan penulis.
6) Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa
adanya atau sebenarnya.
C. Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
D. Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
E. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
1.3 Ciri – ciri dan contoh Karangan ilmiah, non-ilmiah dan semi ilmiah
1. Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
2. Karangan non ilmiah: karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
3. Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, feuture, reportase
D.KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
E. DAFTAR PUSTAKA
1) http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
2)http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=132:pkg&catid=41:mnpd&Itemid=29
3)http://tommykur.wordpress.com/2010/06/05/perbedaan-karangan-non-ilmiah-semi-ilmiah-dan-ilmiah/
4)http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/

Analisis Karangan Eksposisi


Analisis Karangan Eksposisi


REP | 19 March 2012 | 00:12 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 2044   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 0   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gifNihil
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan sebuah ujaran yang digunakan suatu kelompok untuk berinteraksi dan berkomunikasi agar tercapai suatu tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan bukan hanya bahasa secara lisan, namun bahasa bisa digunakan melalui media tulisan, gerakan akan suatu kode-kode tertentu, misalnya morse, semaphore, sandi-sandi dan sebagainya. Adapun bahasa yang disampaikan melalui tulisan bisa berupa karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan sebagainya.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau mengahasilkan sebuah karya atau bentuk yaitu berupa tulisan. Dalam kegiatan menulis, terkadang tulisan kita bersifat ilmiah, fiksi, populer dan ilmiah populer. Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Namun dalam hal ini, pembahasan menulis akan terfokus pada pembahasan eksposisi atau karangan yang ditulis dengan maksud untuk memperjelas suatu pembahasan yang dipaparkan oleh penulis.
Pembahasan eksposisi disini bertujuan untuk menyelesaikan tugas matakuliah menulis 1 dan semoga bisa menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dalam menambah wawasannya dalam keterampilan menulis.
PEMBAHASAN
A. KARANGAN EKSPOSISI
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi karangan  eksposisi. Pendapatnyapun bermacam-macam maka dari itu, di sini kita dapat memaparkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut.
Menurut Jos.  Daniel Parera (1987: 05) dalam buku Menulis Tertib dan Sistematik mengatakan bahwa tulisan eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi. Pengarang dan penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar pembaca dan pendengar memahaminya dan pengarang mempunyai sejumlah data dan bukti sehingga, ia berusaha menjelaskan persoalan dan kejadian ini demi kepentingan anda sendiri.
Menurut A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng Hasani (2005: 30) dalam buku Ikhwal Menulis juga mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
Dari ketiga ahli di atas, mungkin kita dapat melihat persamaan dan perbedaan dari beberapa definisi Eksposisi. Contohnya saja pada tahun 1987, buku yang ditulis Jos. Daniel Parera menjelaskan definisi eksposisi hanya sebatas sebuah karangan yang ditulis untuk memberikan sebuah informasi agar pembaca dapat memahami tulisan tersebut. Di sisi lain Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah mungkin saja sependapat dengan Jos Daniel Parera A, namun Chaedar dan Semmy mengembangkan definisi tersebut dalam tulisannya pada tahun 2005, hanya saja mereka berdua menambahkan tujuan penulisan karangan eksposisi seperti mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik atau mengevaluasi sebuah persoalan ke dalam definisi eksposisi.
Berbeda dengan pendapat ahli lainnya, Aceng Hasani yang lebih menekankan  definisi eksposisi pada cara penyampaiannya karena menurut Aceng Hasani dalam perkuliahan menjelaskan bahwa karya ilmiah lebih cenderung berupa karangan eksposisi karena menjelaskan sesuatu hal yang bersifat nyata atau non fiksi. Jenis-jenis karangan eksposisi di antaranya ada eksposisi panjang dan ada pula eksposisi pendek. Eksposisi panjang pada umumnya berupa artikel dan penulisan ilmiah popular. Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur pembaca. Ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang popular atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat umum dan menarik untuk dibaca.
Contoh eksposisi panjang :
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi bisanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi pada ke dalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Kita bisa membedakan antara eksposisi panjang dan eksposisi pendek dengan membandingkan karangan di bawah ini,  karangan tersebut yang termasuk ke dalam karangan eksposisi pendek. Adapun pengertian eksposisi pendek  berupa petunjuk penggunaan alat tertentu, petunjuk penggunaan obat, petunjuk berjangkitnya penyakit, dan lain sebagainya.
Contoh eksposisi pendek :
Nymiko Suspense yang mengandung Nistatin yang merupakan anti jamur dan aktif  terhadap jamur seperti Candida albicans. Nistatin dapat mengikat steral pada membra sel jamur. Menghasilkan perubahan permeabilitas membrane sel jamur, diikuti dengan kebocoran dari komponen-komponen intraselular dan mengakibatkan jamur mati.
Jika kita melihat paragraph di atas, dengan demikian karangan eksposisi dapat menuntut pembaca dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu sedikit menjadi lebih tahu lagi, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dapat disimpulkan pula bahwa karangan eksposisi merupakan suatu karangan yang berusaha menjelaskan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan seorang pembaca karangan sehingga pembaca dapat memahami teori yang dipaparkan dalam karangan eksposisi tersebut.
B.  HUBUNGAN ANTARA EKSPOSISI DENGAN KARANGAN LAINNYA
Mungkin kita pernah membaca cerita, berita, dan selebaran (leaflet). Berdasarkan penggolongan jenis karangannya , bacaan yang berupa cerita disebut narasi, karangan yang berupa berita disebut eksposisi dan karangan yang berupa selebaran disebut persuasif. Ketiga jenis karangan tersebut dapat tampil 100% murni berdiri sendiri menyandang namanya masing-masing tanpa terinterupsi oleh jenis karangan lain.
Selain tampil berdiri sendiri, karangan narasi, karangan eksposisi dan karangan persuasi terkadang dapat berkolaborasi dengan karangan lainnya. Dalam  penulisannya sebuah berita (eksposisi) sering diselipkan cerita (narasi), dalam sebuah advertorial (persuasi) tidak jarang ditumpangkan paparan (eksposisi). Jadi, karangan narasi, karangan eksposisi, maupun karangan persuasi dapat tampil murni dan dapat pula melengkapi jenis karangan lain.
Dalam praktiknya, karangan deskripsi dan argumentasi boleh dikatakan sering tampil tidak murni, penyebabnya dikarenakan karangan deskripsi berisi pemerian atau pelukisan suatu benda sedemikian rupa sehingga benda itu tervisualisasikan dalam benak pembaca. Jarang sekali terjadi karangan deskripsi berakhir setelah penggambaran itu selesai. Biasanya informasi yang tergambar dianalisis untuk berbagai tujuan. Untuk itu, tentu harus ada karangan lain yang bergandengan dengan karangan deskripsi.
Situasi yang sama terjadi juga dalam menulis karangan argumentasi, sebelum kita berargumen atau membahas sesuatu tentulah ada bagian karangan yang berisi data (deskripsi) dan teori yang disajikan lebih dahulu. Keberadaan data dan teori sangat penting karena menjadi pemicu lahirnya argumentasi. Berarti, argumentasi hampir mustahil tampil berdiri sendiri sebagai karangan murni.
C. CIRI-CIRI KARANGAN EKSPOSISI
Karangan eksposisi merupakan karangan yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada pembacanya. Dalam hal ini karangan eksposisi memiliki ciri-ciri dan di sini kita akan memaparkan beberapa ciri-ciri karangan eksposisi dari beberapa ahli. Menurut Aceng Hasani (2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1. Penjelasannya bersifat informatif
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran
Menurut Gorys Keraf (1984:4) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1. Tujuan maupun gaya panulisannya bersifat informatif.
2. Keputusan bersifat objektif
3. Bahasa dalam pembahasannya bersifat logis
Didalam buku keterampilan dasar menulis modul 5 berbeda halnya dengan pendapat Aceng Hasani bahwa karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja dan tentang bagaimana suatu oprasi diperkenalkan
2. Suatu analsis atau suatu penafsiran yang objektif terdapat seperangkat fakta
Dilihat dari pemaparan di atas mengenai ciri-ciri karangan eksposisi, terdapat kesamaan mengenai ciri-ciri karangan eksposisi yang telah dipaparkan oleh Aceng Hasani dan Keraf, selain bersifat objektif, bahasa yang digunakan oleh penulis eksposisi harus logis menggunakan penalaran sesuai dengan jalan pikiran yang sehat agar pembaca merasa mudah memahami ide atau yang disampaikan oleh penulis.
Contoh Karangan Eksposisi
MEMELIHARA IKAN
Oleh Beni Umbara
Ikan merupakan salah satu binatang yang biasa dipelihara oleh manusia. Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Begitu pula dengan memelihara ikan, akan memberikan ketenangan, kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang melihatnya. Ketika memelihara ikan kita harus berhati-hati karena jika perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan air laut juga lebih beragam.
Untuk memelihara ikan,hal pertama yang harus disiapkan yaitu akuarium. Akuarium harus ditata seindah mungkin dan sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan begitu ikan-ikan akan merasa betah. Setelah akuarium diisi dengan air, selanjutnya ikan dimasukan ke akuarium tersebut. Dalam memilih ikan sebaiknya yang masih segar, dan kondisinya baik tanpa ada cacat ataupun goresan.
Dalam memberi makan ikan harus teratur, jangan terlalu banyak karena akan membuat air keruh dan ikan akan mati. Memberi makan ikan sebaiknya dilakukan tiga atau sampai empat kali sehari, pilihlah makanan ikan yang sesuai dan bergizi.
Air untuk ikan air tawar makin lama makin keruh, oleh karena itu harus diganti minimal sekali dalam seminggu. Ketika mengganti air akuarium, ikan-ikan harus dipindahkan terlebih dahulu ke dalam ember yang berisi air bersih.
Hati-hati dalam memilih jenis ikan, jangan sampai ikan yang besar disatukan dengan ikan kecil, bisa-bisa ikan besar tersebut memangsa ikan kecil. Akuarium juga dapat diletakan di ruang tamu, hal ini dapat memberikan nilai tambah yaitu membuat asri suasana dan juga memberikan kesegaran bagi orang yang melihatnya. Kesegaran yang diberikan oleh pemandangan di akuarium dapat membuat orang yang stress menjadi bugar dan bersemangat kembali, tak heranlah banyak orang yang mempunyai hobi memelihara ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut.
Jika kita melihat karangan di atas dengan seksama, maka kita akan tahu perbedaan antara karangan eksposisi dengan karangan lainnya berdasarkan cara, isi, dan tujuan penulisan karangan tersebut.
D. JENIS-JENIS KARANGAN EKSPOSISI
Berdasarkan cara atau metode penguraiannya, karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi definisi
2. eksposisi proses
3. eksposisi klasifikasi
4. eksposisi ilustrasi (contoh)
5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
6. eksposisi laporan
E. ANALISIS KARANGAN EKSPOSISI
Dalam sebuah karangan dapat dikatakan jika karangan tersebut sempurna atau tidak, dapat kita lihat dari aspek-aspek yang terdapat dalamn karangan tersebut misalnya dalam ketepatan pemilihan kata, gaya bahasa, ejaan, hubungan antara tema dengan isi karangan
Analisis berikut bersangkut paut dengan kelompok kemampuan yang bervariasi yang diperlukan untuk menulis karangan eksposisi yang baik.Pengelompokan yang umum dan yang pokok sebagai berikut:
1) penggunaan bahasa yaitu, kemampuan untuk menulis yang benar dengan kalimat-kalimat yang baik,
2) kemampuan-kemampuan mekanik yaitu, kemampuan untuk menggunakan secara benar aturan khusus untuk bahasa tulis, misalnya, tanda baca (pungtuasi), ejaan,
3) perlakuan isi yaitu, kemampuan untuk berpikir secara kreatif dan mengembangkan pikiran-pikiran, termasuk semua informasi yang tidak relevan,
4) keterampilan-keterampilan gaya bahasa yaitu, kemampuan untuk memanipulasi kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf dan menggunakan bahasa secara efektif,
5) keterampilan-keterampilan menilai, untuk menulis materi-materi yang sesuai untuk tujuan khusus dengan pemikiran pembaca, bersama-sama dengan kemampuan menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengurutkan informasi yang relevan.
Menilai Karangan Eksposisi
Aspek yang dinilai
Presentase
isi

- fakta
25%
- Pemahaman
20%
- Logis
15%
Teknik karangan

- Kesesuaian antar paragraf
10%
- Pengembangan paragraf (induktif dan deduktif)
10%
Mekanik

- Ejaan
5%
- tanda baca
5%
- kosa kata
5%
- struktur kalimat
5%
F. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENULIS  KARANGAN EKSPOSISI
1. Menentukan topik yang akan di sajikan
2. Menentukan tujuan eksposisi, setelah kita menentukan topik yang akan dipaparkan nanti, kita harus memiliki tujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.
3. Membuat kerangka karangan,  sebelum pembuatan karangan eksposisi terlebih dahulu kita membuat kerangkanya secara lengkap dan sistematis.
4. Pembahasan, Setelah kerangka karangan tersusun kita mengembangkan secara lebih lengkap lagi agar ciri-ciri eksposisi dapat tersalurkan, eksposisi yang bersifat informatif, objektif dan logis. Dalam karangan ini pengarang lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari pembahasan itu.
5. Kesimpulan, sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi, kesimpulan ini haruslah sejalan bahkan harus memperkuat tesis tersebut.
KESIMPULAN
Menulis merupakan suatu proses, maka dari itu menulis itu sangat penting, paling tidak untuk mencapai tiga hal. Pertama, sebagai wahana diskusi dan sosialisasi gagasan. Kedua, memberi kontribusi pemikiran dalam rangka mencari solusi suatu masalah. Ketiga, sebagai saran proses aktualisasi dan eksistensi diri.
Dalam menulis ada beberapa karangan yang dimuat. Beberapa karangan itu diantaranya ada karangan deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi, Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai batasan karangan eksposisi. Dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi merupakan karangan yang berisikan suatu informasi langsung terhadap pembacanya. Dan dalam hal ini karangan eksposisi membahas atau menerangkan suatu hal dengan memasukan bukti-bukti yang konkret. Namun, dalam karangan ini tidak bermaksud untuk memaksa para pembacanya untuk berargumen jadi, karangan ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi saja.
Ada beberapa jenis karangan eksposisi diantaranya eksposisisi identifikasi, eksposisi proses, eksposisi ilustrasi, eksposisi analisis, eksposisi klasifikasi, eksposisi definisi, eksposisi opini dan eksposisi perbandingan. Sebelum memulai membuat karangan eksposisi ada beberapa langkah dalam menyususn karangan eksposisi ini yang pertama menentukan topik, membuat tujuan, membuat kerangka karangan, pembahasan yang disertai dengan bukti-bukti lalu terakhir membuat kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Cetakan Pertama. Bandung:                    Kiblat Buku Utama.
Finoza, Lamudin. 2009. Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia.
Hasani, Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press.
Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Ende : Nusa Indah.
Parera. Jos. Daniel. 1987. Menulis Tertib dan Sitematik. Cetakan Kedua. Jakarta : Elrangga.
Sumadiria, AS. Haris. 2005. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Cetakan Kedua Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Wahab, Abdul. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya : Ailrangga Unversity Press.
Yunus, Muhammad, dan Suparno. 2006.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

Senin, 28 Mei 2012

Kata-kata motivasi dua bahasa


A little knowledge that acts is worth infinitely more than much knowledge that is idle.
Sedikit pengetahuan yang bertindak jauh lebih berharga daripada banyak pegetahuan tetapi tanpa tindakan.


Yesterday is but today’s memory and tomorrow is today’s dream
Kemarin hanyalah kenangan hari ini dan besok adalah mimpi hari ini.


Zeal is a volcano, the peak of which the grass of indecisiveness does not grow.
Semangat adalah sebuah gunung berapi dimana diatas puncaknya rumput keraguan tidak pernah tumbuh.


The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.
Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.


A fool thinks himself to be wise but a wise man knows himself to be a fool.
Orang bodoh menganggap dirinya bijak tetapi orang bijak tahu dirinya bodoh.


A help in sincerity is not a hope repay
Pertolongan yang tulus tidak akan mengharapakan imbalan kembali


Better a witty fool than a foolish wit.
Lebih baik orang bodoh yang pintar dari pada orang pintar yang bodoh.


Better three hours too soon than a minute too late.
Lebih baik tiga jam terlalu cepat daripada satu menit terlambat.


One ounce of prevent is equal to one pound of medicine.
Satu ons pencegahan sama nilainya dengan satu pon obat.


Brevity is the soul of wit.
Keringkasan adalh jiwa dari kecerdasan.


No legacy is so rich as honesty.
Tidak ada warisan yang begitu kaya seperti kejujuran.


A good book is great friend
Buku yang bermanfaat merupakan teman yang berarti.


The man who says he never has time is the laziest man.(lichtenberg)
orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas.


All our words are but crumbs that fall down from the feast of the mind.
Semua perkataan kita, hanyalah remah-remah yang jatuh dari pesta pikiran.


Doubt is a pain too lonely to know that faith is his twin brother.
Keraguan adalah rasa sakit yantg terlalu sepi untuk mengetahui bahwa keyakinan adalah saudara kembarnya.


Generosity is giving more than you can and pride is taking less than you need.
Kedermawanan adalah memberi lebih banyak daripada yang kau bisa dan kebanggaan mengambil kurang dari yang engkau butuhkan.


I have learned silence from the talkative toleration from the intolerant and kindness from the unkind : yet, strange, I am ungrateful to those teachers.
Saya belajar diam dari banyak bicara, toleransi dari yang tidak toleran, dan kebaikan dari tidak baik... namun aneh, aku tidak berterima kasih kepada guru-guru tersebut.


Better be free bird than a captive king
Lebih baik menjadi burung yang terbang bebas
daripada raja yang terbelenggu


Knowledge of the self is the mother of all knowledge.
Pengetahuan tentang diri adalah ibu dari semua pengetahuan .


Life without liberty is like a body without spirit.
Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa roh.


Sadness is but a wall between two gardens.
Kesedihan hanyalah sebuah dinding di antara dua taman.


Safeguarding the rights of others is the most noble and beautiful end of a human being.
Menjaga hak orang lain adalah yang paling mulia dan akhir yang indah manusia.


Perplexity is the beginning of knowledge.
Kebingungan adalah awal pengetahuan.



Smile is the shortest distance between two people.
Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia.


Real power does not hit hard , but straight to the point.
Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras , tetapi tepat sasaran.

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies.
Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu.

Only the man who is in the truth is a free man.
Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas.

Every dark light is followed by a light morning.
Malam yang gelap selalu diikuti pagi yang tenang.

Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself.
Tertawa itu sehat, lebih-lebih jika mentertawakan diri sendiri.

The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.

To be silent is the biggest art in a conversation.
Sikap diam adalah seni yang terhebat dalam suatu pembicaraan.

The worst in the business world is the situation of no decision.
Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan.

Dig a well before you become thirsty.
Galilah sumur sebelum Anda merasa haus.

Good manners consist of small sacrifices.
Sopan–santun yang baik yang terdiri dari pengorbanan–pengorbanan kecil.

Ideas are only seeds, to pick the crops needs perspiration.
Gagasan-gagasan hanyalah bibit, menuai hasilnya membutuhkan keringat.

Laziness makes a man so slow that pov erty soon overtake him.
Kemalasan membuat seseorang begitu lamban sehingga kemiskinan segera menyusul.

Those who are able to control their rage can conquer their most serious enemy.
Siapa yang dapat menahan marahnya mampu mengalahkan musuhnya yang paling berbahaya.

Knowledge and skills are tools, the workman is character.
Pengetahuan dan keterampilan adalah alat, yang menentukan sukses adalah tabiat.

A healthy man has a hundred wishes, a sick man has only one.
Orang yang sehat mempunyai seratus keinginan, orang yang sakit hanya punya satu keinginan

A medical doctor makes one healthy, the nature creates the health.
seorang dokter menyembuhkan, dan alam yang menciptakan kesehatan.

The man who says he never has time is the laziest man.
orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas.

Politeness is the oil which reduces the friction against each other.
Sopan-santu adalah ibarat minyak yang mengurangi gesekan satu dengan yang lain.

A drop of ink can move a million people to think.
Setetes tinta bisa menggerakan sejuta manusia untuk berpikir.

We can take from our life up to what we put to it.
Apa yang bisa kita dapat dari kehidupan kita tergantung dari apa yang kita masukkan ke situ.

Real power does not hit hard, but straight to the point.
Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras, tetapi tepat sasaran

If you leave everything to your good luck, then you make your life a lottery.
Jika anda mengantungkan diri pada keberuntungan saja, anda membuat hidup anda seperti lotere.

Being careful in judging an opinion is a sign of wisdom.
Kehati-hatian dalam menilai pendapat orang adalah ciri kematangan jiwa.

You recognize birds from their singging, you do people from their talks.
Burung dikenal dari nyanyiannya, manusia dari kata-katanya.

One ounce of prevent is equal to one pound of medicine.
Satu ons pencegahan sama nilainya dengan satu pon obat.

The person who says something can’t be done is often interrupted by someone else doing it.
Orang yang mengatakan tidak dapat dilakukan sesuatu hal adalah yang sering terganggu oleh orang lain melakukannya.

You see things that are and say WHY ? But I dream things that never were and say WHY NOT ?
Anda sedang melihat sesuatu hal dan berkata MENGAPA? Tapi aku bermimpi hal-hal yang tidak pernah ada dan berkata MENGAPA TIDAK?

Behold the turtle. He makes progress only when he sticks his neck out.
Lihatlah kura-kura. Dia membuat kemajuan hanya bila ia menjulurkan lehernya keluar.

Remember that what’s right isn’t always popular and what is popular isn’t always right.
Ingatlah bahwa apa yang benar tidak selalu populer dan apa yang populer tidak selalu benar.

If you want to do something and you feel it in your bones that it’s the right thing to do, do it. Intuition is often as important as the acts.
Jika Anda ingin melakukan sesuatu dan Anda merasa dalam tulang Anda bahwa itu hal yang tepat untuk dikerjakan, kerjakanlah itu. Intuisi sering sama pentingnya dengan tindakan.